Halo, selamat siang laman favorit yang seringkali saya tinggalkan. Hari ini saya sempatkan untuk menulis disini, agak rindu juga menulis di laman ini meskipun entah ada yang membaca atau tidak.
Sebulan belakangan ini, saya sedang disibukkan dengan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di salah satu perusahaan produsen minyak goreng di Indonesia. Saya gak akan bercerita tentang kegiatan PKL saya disini, karena saya lebih tertarik untuk bercerita tentang dinamika yang harus saya tempuh selama sebulan menjalani kegiatan ini.
Katakanlah saya sudah terlalu lama berada di lingkungan yang membuat saya nyaman. Dinamika sosial yang paling fluktuatif dalam hidup saya sejauh ini adalah semasa di bangku sekolah menengah. Anggaplah saya terlalu angkuh, akan tetapi, saya selalu berpegang teguh pada pemikiran "Jika saya bisa selamat dan bersosialisasi sewaktu dulu (sewaktu di sekolah menengah), saya akan baik-baik saja ke depannya, tidak perlu effort yang berlebih".
Menginjak bangku kuliah. Dinamika sosial saya masih berada di batas aman. Masih ada beberapa orang yang memang menjadi tumpuan saya atas dasar kesamaan karakter dan latar belakang pendidikan (berasal dari sekolah menengah yang sama). Saya merasa aman.
Tapi agaknya, saya ternyata terlalu angkuh untuk tidak terus belajar beradaptasi dan bersosialisasi. Dibuktikan pada hari pertama saya memulai praktek kerja lapangan. Biasanya sangat mudah untuk saya untuk mencairkan suasana atau akrab dengan orang lain. Tapi di hari pertama itu, rasanya sulit untuk memikirkan topik apa yang harus dilempar, atau bagaimana bahasa tubuh yang tepat untuk menghangatkan suasana.
Malamnya, saya merenung. Saya risau akan hari esok. Saya sendiri cukup kaget karena biasanya, berada di lingkungan baru bukan suatu masalah untuk saya.
Akhirnya saya melakukan flashback ke belakang. Dan sedikit melakukan refleksi diri. Sampailah saya pada suatu kesimpulan bahwa saya memang selama ini selalu berada di wilayah nyaman. Sudah sekitar 2 tahun saya tidak berorganisasi dan tidak bertemu dengan banyak orang. Dan sudah hampir 4 tahun saya berada di lingkungan yang sama. Tidak mengenal orang baru maupun didorong ke lingkungan baru. Akan tetapi, berada di wilayah aman malah membuat saya jadi berhenti belajar sehingga saya lupa bagaimana rasanya bersosialisasi dan mengenal juga beradaptasi dengan orang-orang baru. Untungnya, saya hanya lupa. Karena beberapa hari setelah itu, saya bisa kembali mengingat bagaimana untuk beradaptasi.
Saya sadar sekarang, merasa aman bukan berarti Anda aman. Merasa aman bisa berarti Anda terlalu lama berada di zona aman. Dan setelah kejadian ini, saya pun sampai sekarang terus berpikir untuk keluar dari zona aman saya sendiri. Mental saya tidak terlatih selama ini karena terlalu lama berada di zona aman tanpa saya sadari. Berada di zona aman terlalu lama memunculkan adanya resistensi dari dalam diri saya dalam menyerap dan belajar. Resistensi ini menyebabkan tidak adanya tabungan yang cukup untuk saya dalam menghadapi fenomena-fenomena yang menghampiri saya yang bisa jadi menempatkan saya di luar zona aman.
Ya, begitulah kira-kira.
Tapi sekarang, saya kembali dihantui oleh pertanyaan, bagaimana untuk keluar dari zona aman saya?
No comments:
Post a Comment