Ada dua kategori masyarakat yang secara dangkal bisa saya simpulkan. Golongan populer dan tidak populer. Ya, saya sudah bilang bahwa itu adalah kesimpulan yang saya tarik secara dangkal. Tapi marilah untuk sejenak, jika Anda membaca ini, marilah sejenak bercerita dengan basis kesimpulan dangkal tersebut.
Dari dulu, sampai sekarang, saya selalu berada di dalam kategori golongan masyarakat non-populer. Saya selalu berada di belakang layar. Ikut tertawa tapi tidak pernah membuat orang lain tertawa. Ikut menimpali tapi tidak pernah memulai pembicaraan yang menarik.
Ya. Saya hanya orang di belakang layar.
Saya hanya bisa mengagumi mereka dari jauh. Membaca rangkaian kata-kata yang mereka torehkan di laman-laman di dunia maya. Penasaran tapi hanya sebatas itu, mengenal tapi hanya secara virtual.
Ah. Saya hanya titik. Di tengah ribuan titik lainnya dengan proporsi yang sama, ketebalan dan intensitas yang sama. Saya hanya titik, tidak signifikan dengan yang lain, dan tidak dapat dibedakan dari yang lain.
Saya hanya manusia, di tengah ribuan manusia yang lainnya. Dengan ilmu yang pas-pasan, dan kepribadian yang tidak pula mencolok dibanding yang lain. Saya hanya manusia, berjalan di tengah-tengah manusia yang lain. Berdiri, menonton lalu ikut bersorak.
Saya hanyalah saya, manusia di kategori non-populer, dengan keterbatasan ilmu dan juga kurang kemampuan bersosialisasi.
Saya hanya titik.
Dan tidak pernah berharap untuk menjadi lebih dari titik.
Karena lagi, saya hanyalah titik.
Insignifikan.
No comments:
Post a Comment