Hi! These past two days have been a shitstorm. Buka media social
semuanya update tentang vonis Ahok, yang pada akhirnya harus divonis 2 tahun
penjara. This blasphemy trial had been going on and on for these past two
months. Eksploitasi media, long-march, rusuh, you name it all udah mewarnai
jalannya trial. So yesterday, it finally came to an end. For those of you who have no idea what this is all about, please read the complete story here (for those of you who don't speak Indonesian) and here for my fellow Indonesian.
So, yes, these past few days have been a complete shitstorm. Shitstorm in terms apa sih? Jujur, gue bukan warga Jakarta, gak pernah tinggal di Jakarta juga. Tapi shitstorm yang gue maksud disini adalah how the reactions regarding this case exploded after the verdict; semua orang kayanya mendadak paham hukum dan paham kasusnya. Semua orang mendadak peduli sama ini, baik orang Jakarta atau bukan. Ada yang jadi preachers mendadak, ada yang tiba tiba peduli keadilan. Ada yang mendadak nasionalis bilang malu sama negeri sendiri karena kasus ini.
Gue disini ga akan berasa paling paham hukum, paling ngerti duduk perkara kasusnya. Gue disini cuma jadi orang Bandung, 23 tahun jalan 24 tahun, gak paham paham amat hukum, minim pengalaman, minim pengetahuan, nasionalis level moderat dan cuma mahasiswa S2 yang finansial aja masih offside minta ke orang tua. Note that.
My stake on this is not on the religious side or political side. Udah eneg liat ulasan dari sisi agama, atau dari sisi hukum. Gue nulis ini dari sisi dan kapasitas gue aja, yang gue sebut di atas. Ini post juga ditujukan buat yang ngerasa satu level sama gue, punya kapasitas dan berada di stage hidup yang sama. If this is irrelevant for those of you who are much more experienced, then feel free to just laugh or teach us, or even better close the tab and do not read this at all.
Bro, Sis, coba tanya diri sendiri deh, lo lo pada ini tuh update prihatinlah, malu lah, dan lain lain tetek bengeknya tuh biar apa?
Pertama, buat kategori yang cuma ngikut doang, lo paham beneran kasusnya atau lo cuma pengen keliatan lo update sih? Untungnya apa sih kalau keliatan update? This is beyond ridiculous. Emang ya sosial media hak siapapun, mau update apapun terserah tapi duh, gatel gue. Pertanyaan gue cuma satu, biar apa? Ya who knows yang beneran tau sama yang gak tau dan cuma ikut ikutan ya.
Kedua, buat kategori yang emang paham dan emang ngerti hukum, baik itu yang dukung keputusan atau yang menentang. Lads, buat yang paham nih, mau story instagram atau snapchat lo sampe berjam jam lo ngomong teori juga lo pikir yang punya power bakalan buka insta story lo gitu? Terus bakalan ngaruh? Then again, biar apa? Terus buat yang gak paham tapi cuma baca selewat-selewat doang, lo lebih lebih lagi dah speechless gue. Pernah ngerasain jadi hakim lo? Makanya koar koar bilang ga adil, sistem peradilan cacatlah segala macem. Elah. Udah lulus S1 belom lo?
Ketiga, buat yang mendadak nasionalis, atau yang emang nasionalis beneran, terus bilang malu karena kasusnya udah sampe didenger PBB, lah, kapan lo pernah bangga jadi orang Indonesia? Terus emang lo udah pernah ngapain biar naikin harkat derajat Indonesia? Ada juga yang pengen tiba tiba pindah ke Canada, lo becanda apa serius doesn't matter, mental lo cemen.
Terakhir, yang paling geli, those religious pricks, yang bawa bawa ayat ini itu, hahahah solat udah lima waktu belum bro sis? Jumatan bolos mulu gak? Baca Qur'an gak?
Gue bukannya nyinyir atau being all salty about this. Gue realistis aja, kalau ada yang bilang "at least gue speak up", balik lagi gue tanya, lo speak up lalu apa? Kapasistas lo emang udah didenger? Lo siapa sih sekarang? Bakal didenger? Kalau ini jaman dulu waktu mahasiswa dianggep dewa sih masih make sense.
Nih ya, gue sadar betul gue cuma remah remah kueh di Indonesia ini. Gue gak pernah being overly proud being Indonesian atau ashamed when these kind of cases happened. Kalau dibaca blog gue ini juga gak banyak gue ngomong politik, pemerintahan atau tentang Indonesia. I was raised in a military family, of course I have a really high sense of nationalism. Tapi gue sadar, kapasitas gue belum mumpuni buat ikut komentar sama apa yang terjadi. Buat lo lo pada yang emang udah punya pengalaman, udah paham betul sama sistem pemerintahan negara ini, I salute you, I hope to be like you all someday, please do something. Buat yang lain, yang level nya masih sama gue atau slightly di atas gue atau di bawah gue, STOP USING SOCIAL MEDIA TO DO EVERYTHING IT IS YOU'RE DOING FOR GOD'S SAKE. Cause its pointless.
You know what's not pointless? If you do something about it, join a political party, sekolah yang bener, baca yang banyak, or actually write an article and post it on local newspaper instead of writing on you Twitter, Instagram and putting all of these silly hastags.
Focus on what you're doing right now for a better Indonesia. Don't get caught up in the current political dramas, don't criticize too much about what is happening. Look forward instead. Know your potential and what you can do in the future to make it better. I spent my high school surrounded by those idealistic people, those people who somehow shaped me into an idealistic human beings as well. Idealisme itu satu satunya senjata kita, as Soekarno said back on those days. Jangan sekarang lo bacot ngemeng mulu, lalu lo napsu jadi pejabat biar ngasih perubahan tapi begitu lo duduk di kursi kekuasaan karena idealisme lo nol lo korupsi lagi, lo main cewek lagi, lo jalan jalan ke luar negri beli tas dan makeup mahal pake duit negara lagi.
My point is, see beyond the present. See the future and place yourself in the future. What you can do in the future. Gak melulu harus dengan political paths, ya find out what you're good at and focus on that. Gak ada ceritanya "gimana orang pinter mau stick di Indonesia sekarang aja orang yang bener malah di penjara", this is what I call a logic flaw, hon. Kalau semua gini lalu pada akhirnya semua cabut karena takut di penjara, ya sama sama aja. Again, place yourself in the future. Do not lose hope.
Gak usah malu karena satu kasus, Indonesia is more than its so-called fucked up political systems. Of course this case affected our economy, reputation and shits tapi value negara gak hanya diliat dari sistem pemerintahan ataupun sistem politiknya.
I don't wanna write any further karena semua based on opini gue yang belum pasti validitasnya. Tapi please, stop sekali lagi with the hastags cos there's no use in putting them on your status or updates. Mending lo update yang lain. Atau gak usah update dan drown yourself in books or get tangled up in education.
Don't get offended by this post, please. Gue gatel pengen nulis ginian, daripada gue bikin di insta story atau nulis caption panjang di Instagram dengan foto yang gak relatable atau monolog sendiri di Snapchat mending gue nulis di platform yang lebih proper seperti blog gue.
Thank you who have read this til the end. I do not mean to offend anyone, please do realise that.
Thank you who have read this til the end. I do not mean to offend anyone, please do realise that.