Saturday, 29 November 2014

Pagi

Matahari merengkuh pagi, hangatnya memeluk bumi dengan anggun. Dedaunan pun terlihat masih bercinta dengan tetesan embun. Kau masih disana, terbalut bersihnya selimut putih yang selalu kau tarik menutupi mulutmu. Lucu, kakimu selalu tidak kebagian lembutnya selimutmu. Rambutmu tergerai penuh mengisi bantal yang lagi-lagi berwarna putih. Matamu masih tertutup, damai tenang tak bergeming. Kadang aku berpikir apa yang terjadi di balik kedua kelopak mata itu. Tak jarang pula aku mematung, berimajinasi akankah aku ada di dalamnya? Berlarian dalam padang bunga yang luas terbentang? Atau mungkin duduk di pasir putih memandang indahnya laut biru? Ah, entahlah. Wajahmu, damai. Rasanya bisa kuhabiskan seribu tahun hanya dengan memandang air wajahmu saat kau tertidur.

Aku tetap disini, 20 menit sebelum kau bangun, aku selalu tetap disini. Rutinitas pagi yang harus aku lakukan layaknya secangkir teh yang kau tambahkan dua sendok susu cair, tanpa gula. Ini bagaikan candu, tapi inilah yang harus aku lakukan di setiap pagi. Bukan, bukan menyantap sereal jagung atau dua lembar roti. Tapi memandangmu, di 20 menit sebelum kau bangun.
Dua bola mata itu mulai terlihat. Semakin lama semakin besar. Cerah. Kau menyapaku. Riang, tanpa suara. Aku dan kau berpandangan, dalam diam. Selalu seperti itu. Lalu dua bibirmu akan mulai bergerak, tersenyum. Aku tidak akan bergeming, akan terus menatapmu. Lalu hatiku berdegup kencang. Ah, sudah ratusan bahkan ribuan kali pagi yang kulewati bersamamu, tetap saja hati ini selalu berusaha melompat keluar saat melihat senyumu. Nyali dibuat ciut.  Wajahmu mendekat. Bisa kurasakan aroma nafasmu. Aku bertaruh hanya kaulah satu-satunya manusia di dunia yang memiliki aroma seindah itu di pagi hari. Lalu kau menciumku, singkat. Dan lagi, aku dan kau berpandangan.
“Ayo ke dapur, kita sarapan. Aku mau bikin teh dulu ya” kau berseru. Sambil mengapit tanganku dan setengah menariknya.

Kau tidak pernah tahu, aku tak peduli apa yang terjadi setelah kecupan itu. Semuanya kuanggap hanyalah iklan. Tak berarti. Bagian terfavoritku dalam setiap hari. Rutinitas singkat yang tidak pernah bosan aku lakukan. Dosis yang harus aku minum di setiap pagi. Memandang, berpandangan, aroma nafasmu, dan kecupanmu. Kontras dengan mungkin mayoritas orang lain pada umumnya yang membenci rutinitas pagi, aku cinta rutinitas pagiku.

Aku tak pernah mengutarakan semua ini padamu. Sekalipun ikatan telah ada antara kau dan aku, disimbolkan dengan cincin yang melingkar di jari manismu dan aku. Tidak, kau tidak boleh tahu. Jika kau tahu, semuanya tidak akan sama lagi. Tidak akan. Sama seperti saat pertama kali aku bilang bahwa aku menyukai rambut hitam ikalmu. Sampai sekarang setiap hari kau patut dirimu di cermin, mengikalkan rambutmu yang memang sudah ikal sempurna. Sama juga seperti saat pertama aku mengelus pipi merah meronamu. Kau bubuhkan perias agar tampak lebih merona. Tidak, aku tidak mau itu semua. Pernah aku bilang jangan terlalu mematut dirimu karena aku mencintaimu apa adanya. Lalu kau meradang. Marah. Beranggapan bahwa aku tidak menghargai usahamu untuk membuatku bahagia dengan terlihat cantik. Sejak saat itu kubiarkan kau selalu mematut diri.

Tapi tahukah kau? 20 menit sebelum kau bangun. Rambut ikalmu yang  tergerai tak beraturan. Wajahmu yang sayu, kelelahan tapi damai dalam tidur. Itulah yang aku cinta dan yang membuatku jatuh cinta lagi dan lagi. Damaiku. Tenangku. Hangatku. Ah, tidak. Kau tidak boleh tahu.
Kau, dan pagi hari adalah gabungan dari segala keindahan yang pernah aku tau. Jika bisa, ingin rasanya memohon pada semesta untuk melambatkan 20 menit di setiap pagi itu. Untuk selalu jatuh cinta.

Pada pagi, dan padamu.

Tuesday, 5 August 2014

Video Sharing Tuesday : Sam Smith - Stay With Me





I think I'm gonna have a really bad flu. I keep sneezing all day, like seriously there's a pile of tissues in my desk right now. So anyway, this is Sam Smith singing Stay With Me and it is really really calming. Especially if you are in your gloomy-kinda-day mood. 

Sam Smith's Vevo Channel here

I first listened to him when he was featured with Disclosure on latch, which you can check out the video here.

Enjoy!

Monday, 4 August 2014

Who Are You?

Hey mate, how have you been? So today, actually few days ago, i got this daily question or question of the day on ask.fm (my account) which was "Who are you?". This question got me petrified for a moment. I tried to open the answer link, and i got even more confused to answer that. Its such a simple question: "Who are you?", even Spiderman will say "Who am I? I'm Spiderman" without any doubt. Hahahaha. But it actually took me a day to answer that. So this post is actually inspired by that question.

Who are you?

Who am I? 
Some of you may think that this is such an easy question. But its a hard question for me after all. I can answer this easily by typing or informing you guys about my identity. But for me, that question is more than telling people your identity like how old you are, or what major you take.

Who are you?
Its the deepest question i have ever heard, especially this year (again, Im turning 21 this year). I havent figured out who i am. 

I am Evyta Rosalina. I am turning 21 this year on September 10th. I have a mother who works in the government, a father who works on the air force, and an older sister. I've been living in Cimahi for about 21 year (yes, I have been living in the same place for 21 years). I have a huge obsession about aviation and military world. Basically because I've been living among those things. I had a dream to be a pilot but then i realized that going into pilot academy would cost a lot of money then i planned to take aviation engineering. I worked my ass off when i was in high school to get to aviation engineering but then i failed. And now, I'm taking chemical engineering as my major, hoping that once i graduate i will be able to work on jet fuel (yet it is still in aviation world). I'm an easy going person, sometimes too stubborn. Sometimes people misunderstand me as a mean girl, but i am actually a nice person.

Is that who i am? that's more likely a narration, but not necessarily answer the question " who are you ? "

Yep, anyway, just a short thought though.  

Friday, 1 August 2014

A Horror Game That Can Hear You




Hi, not going to write that much this time. So I was surfing through YouTube, and found this interesting game. This game was played by a famous gamer on YouTube. He wrote up a link to download it and I did. Its really nice, you have to turn on you microphone and this game can actually hear you. I'm gonna give you the link and the trailer also. 


Link Download : Lurking Download

Have fun and try!

Thursday, 31 July 2014

I Just Wanted To Talk?

Jadi beberapa bulan ini, saya sedang rajin-rajinnya mencari koneksi lewat teman-teman saya untuk mengenal mereka-mereka yang terjun di bidang militer ( those who go to Akademi Militer, Akademi Angkatan Udara atau Akademi Angkatan Laut ). Mungkin beberapa dari pembaca blog saya yang kenal dengan saya akan bertanya-tanya, "Kenapa harus lewat teman-teman, Ayah Evyta kan TNI Angkatan Udara?", Yep, I have been asking myself the same thing too. But, I dont think that I can ask my Father for this because he's still tied with his rank as a Colonel. That will be inappropriate, I believe. So yea, I am asking my friends. Most of my friends misjudge me at first, karena mereka mengira, saat saya bertanya "Punya teman di Akmil? Kenalkan saya dong" that means I'm looking for boyfriend. That may be true, but that is not my main purpose here.

As I have told you before, my Dad is in the Air Force. Saya dibesarkan secara tidak langsung (kasarnya) in a military way. I remember always getting up at 4.30 in the morning for morning jog and swimming, I remember that I had to fix my own things when I broke them, I remember having myself as independent as i could, I remember that my Dad used to shout to tell me what to do. I'm used to that stuff. Until now. 
As you all can remember, I have always loved things about airplane. Hal ini juga karena memang dari kecil, Ayah saya selalu mencekcoki saya hal-hal tentang pesawat terbang. Setiap hujan turun, beliau selalu menceritakan tentang awan komulonimbus yang bisa mengganggu penerbangan dan sebabkan turbulensi. I remember my first movie that i watched in cinema was a movie about war, and at the age of 12, my favourite movie was Windtalkers. I have always loved military things also. Sampai SD kelas 6, dulu Ayah saya dinas di Bandara Sulaiman Bandung, setiap saya libur, pasti diajak kesana. I remember anak buah Ayah saya yang perempuan selalu menemani saya naik suatu balkon untuk melihat pesawat hercules yang mendarat. Atau diajak ke hanggar untuk melihat spare part pesawat kalau saya sudah rewel mau pulang. Bahkan sampai saya SMA kelas 3 pun, Ayah saya saat itu dinas di Jakarta. Saya sangat menikmati tiap kunjungan ke kantor ayah saya di Jakarta. My heart gets warm tiap melihat pesawat take off atau landing. Its just magical, for me. 

My dad's stories are getting old, but my curiosity is sky rocketing that Google can't even help. That's why I need some new friends who go to military school or academy. Saya tau, kalau memang saya mau sharing tentang hal-hal ini, tidak melulu harus dengan mereka yang sekolah di sekolah militer. Tapi, saya juga tau, untuk bisa sharing dengan orang orang di sekolah militer akan beribu kali lipat lebih menyenangkan dan saya bisa dapat ilmu lebih karena itu adalah bidang mereka.

But apparently, anak-anak yang dikenalkan oleh beberapa teman saya ini tidak mengerti maksud dan tujuan saya ini. I can totally understand that since the majority of them are boys mungkin mereka merasa "Apa ini cewek tau tau kenalan". I'm 100% aware that I'm not physically attractive for you guys, but trust me, my brain is more than just my physical appearance. Hahahahaha. As i can remember, ada 3-4 laki-laki yang secara halus "rejected" me, you know, being cold, jutek and stuff. Some of my friends said, kalau anak-anak sekolah milter itu tertarik sama mereka mereka yang di bidang hospitality jadi mungkin my major turned them off. But the thing is, saya hanya ingin mencoba berteman, make friends. But as far as i can remember, most of them are to wrapped up with thoughts kalau dikenalin sama cewek, arahnya pasti "kesitu" (you know menuju ke hubungan yang bukan teman). That's just........ heartbreaking because I just wanted to talk? Hahahaha but i can totally understand that. I live in Indonesia, meaning that kalau perempuan duluan yang ajak lelaki ngobrol, berarti perempuan tersebut tertarik. This is so teenagers thing for god's sake hahahaha but this is happening in my life right at the moment. I remember teman terakhir yang dikenalkan, i know that he was in his last year in the academy, saya mencoba membuka topik tentang Tugas Akhir yang akan dia jalani, dengan harapan we would be able to talk about Tugas Akhir-nya yang tentang apa karena pasti tugas akhirnya berbau militer, dan that would be pretty much cool if he could share them with me since again, Im super interested in Military things, but yep, apparently that was not a right move and i'm pretty sure he thinks that im into him right now. And similar things happened with the guys before that. Sad, and frustrating. But terkadang saya masih punya pikiran optimis kalau mereka di sekolah militer ini cukup pintar untuk mau mengenal dan being an open minded human being. 

You know, this post was never intended to offend anyone. Its just simply my own thoughts about whats happening in my life lately. 

Kalau Anda yang membaca ini punya interest yang sama dengan saya, bisa hubungi saya di evyta.rosalina@yahoo.com.




Thank You

Keeping Up

Hello everyone! It really has been a while since my last post, which was on June 9th. I am very very sorry about that. The internet was down for a month, and I just didnt have time to fix it. I have been busy lately, since there are few things going on, and I'm on my semester break right now. I'll try to write more, since you know, I dont have any plan for holiday. I wont make this post about "catching up" about my life, because nobody cares about my life. I am going to write some unspoken thoughts i have had recently. So shall we just start? I am actually not good in writing some intros, but I am going to try it anyway. 

As some of you may notice, I am turning 21 this year, too old to be a teenager but also too young to be an adult I guess. But yeah, I'm getting older and as some of you may have experienced, as we're getting older, there are some things that just cross your mind and some things that you need to start thinking for you life. 

If all goes well, I'll be graduating on July 2015. I have to go through 2 semesters left and if i mess things up, that may delay my graduation. I really really wanna graduate on time since the tuition is getting more expensive every year. I still have few subjects to be fixed too. On December this year, I'm also gonna be doing my internship in a company that i choose on my own. I really really want to have a chance to do my internship in aviation field, which is going to be very hard since Chemical Engineering , yes, my major, is all about chemical process. So I guess I'm going to do it in Oil Refinery company or maybe food production or drugs production. That's sad because I finally came to my sense that I dont wanna work in that field later in the future. I still want to work in the field that relates to aviation, airplanes, skies and so on. I still do some research though.

Saya selalu sangat tertarik sama hal-hal tentang pesawat terbang. Bisa saja saya masuk ke Pertamina Aviation yang menangani permasalahan tentang Avtur, bahan bakar pesawat. But then again, I am just doing okay in Unpar, I am not doing it flawlessly. I dont know if I'm being pessimistic or just being realistic. Saya tau, mungkin kalau saya bekerja di bidang pangan, obat-obatan yang memang menjadi fokus teknik kimia, saya akan baik baik saja. Tapi apakah salah jika untuk sekali saja dalam hidup saya, saya ingin melakukan sesuatu yang memang saya inginkan? Dulu saya ingin sekali masuk Teknik Penerbangan akan tetapi garis tangan saya membawa saya ke Teknik Kimia. Apakah saat sampai pada tahap bekerja pun saya harus melupakan bahwa saya senang dengan aviation things?






Monday, 9 June 2014

Election

Halo, selamat malam untuk semua teman-teman, saudara-saudara yang menyempatkan untuk membacar blog saya. I know i promised to post regulary every week on my previous post but i am really really sorry for breaking it (again). Quick update about my recent activities: draft untuk sidang proposal penelitianku sudah masuk dan tanggal 13 Juni 2014 akan sidang. Mohon doanya untuk semuanya. 
So, lets get started with this post, shall we

Election! Yep, Pemilu 2014 tinggal menghitung hari. I am excited, super excited as you can see that i'm writing this special post about it. It's my first time getting involved in this election dan jika dirasa-rasa, it is amazing how my voice will determine Indonesian's future leader. I may sound exaggerating for some of you, tapi buatku, untuk kita, yan range umurnya diantara 17-21, this is our first time doing something real for our nation which is choosing our leader so yep, we should be excited about it, and lets get excited about it, shall we? 

So, we all know that there are two solid candidates for this 2014 election. This post is not going to be one of those posts which feature the candidates' profile. Dalam post ini, i am trying to write some tips for us to choose the right leader, and be a smart voter. I know i am no way an expert, but this is what i do, hal-hal yang akan aku tulis adalah hal-hal yang aku lakukan supaya nantinya aku jadi smart voter :)

1. Get excited about the election itself.
Bagiku pribadi, fenomena yang terjadi di kalangan anak-anak muda yang sudah boleh memilih (17 tahun ke atas) sekarang adalah, apathetic atau apatisme. Remaja jaman sekarang kurang excited dengan pemilu itu sendiri, mungkin dengan anggapan "ah siapapun juga ga akan ngaruh deh buat gue". But lets see it this way, saat nanti ada sesuatu terjadi tidak sesuai dengan keinginan kita, we will scream, hujat sana sini, kritik sana sini. So yeah, siapapun yang terpilih nanti, akan berpengaruh untuk kita. Some of us may lose the excitement by assuming that only one vote from me will not effect the result. Mungkin kalau prespektifnya adalah satu suara dari kita gak akan membuat calon yang kita mau jadi menang, yes, one vote will not effect the result. Tapi secara konsep demokrasi, menurutku, dengan banyaknya yang memilih, means that we do care about who will be our leader, and it also means that lebih banyak yang "doing democracy". We, the young generation, selalu teriak-teriak tentang demokrasi. This is it, this is the time when democracy is being done in our country, shall we do something about it? Yes. Should we be excited about it? Yes. So, yes, lets get excited about it!

2. Know the candidates
This is so important. I have been reading lots of comments about each candidate in ask.fm. We have to know the candidates. Ini emang agak malesin, karena it relates to kita yang harus sering baca koran ataupun berita. But, this is important, when we vote, secara tidak langsung, we choose a candidate yang kita percaya. How can we believe someone if we dont know him? Menurutku, we have to put some thoughts when we vote for someone. Kita harus berpikir dulu sebelum memilih, kita harus benar-benar tau siapa yang kita pilih. Kandidat untuk Pemilu 2014, keduanya punya berita-berita simpang siur yang berkembang. Each of them, i repeat. And it is us, who has to find out about those news. Bagaimana caranya? For me, i prefer Google than watching news on TV (karena jaman sekarang, media sudah dijadikan media kampanye juga, hingga akan sulit). Google them. Trust me, when you google something, you will end up linking everything. You can also watch a debate program on TV, i know by watching one debate, you can not decide their capabilities, and if you do so, you can do the number 3.

3. Be active
This point will be kind of optional. Maksudnya "be active" adalah, literally jumping in to the campaigns. Selalu ada kampanye di tiap kota, if you feel that you cant get enough infos about the candidates atau masih belum ada banyangan, kita bisa datang langsung ke tempat kampanye untuk melihat langsung kandidat-kandidat berorasi. I believe you will be able to decide who will get your vote.

4. Vote
Yep, vote. Hanya dengan coblos, dan lipat. 


Yap, empat poin tersebut adalah hal-hal yang aku lakukan sejauh ini menjelang Pemilu. I am super excited and that was the third time i said that i was excited, so you should be too. We are the future generations, in case you guys dont notice, kandidat-kandidat tersebut pasti fokus kepada kita-kita yang baru mau milih, we are their hopes. We are our nation's hope. So be the hope it needs :)

Thank you for reading this post, mohon maaf kalau ada selisih pendapat dengan teman-teman yang membaca. And I am so sorry about the languange, I am more comfortable by doing this multi-languange post somehow.
Comments below about what you think, and I'll be happy to know :)





 


Tuesday, 27 May 2014

Which Way to Rome?

Hey! so today i was chilling with my laptop and scrolling thru my ask.fm feed, dan ternyata lagi ada pengumuman SNMPTN Undangan. Then my mind automatically went back like about 3 years a go when i actually was doing the same thing. so i guess, making a post about flashback moments wont hurt at all, right? So here we go, but first of all, congratulations for all of you adek-adek yang keterima Undangan di PTN yang diidam-idamkan.

So, back then in high school, my high school was pretty much tight, it was well-knows to be the best public school in Bandung. And correct me if im wrong, but most people who go there have this odd obsession to major engineering like its the only cool major in the world. Well, i was too, i used to have a huge obsession to major mechanical engineering. So the story begins here. 3 years ago, i was in the 12th grade of high school, and it was the hardest year of highschool because at the end of the year, we had to go thru several exams which later would determine which university we would go to. For the very first time, di tahunku there's a program called "SNMPTN Undangan", well basically program pemerintah ini berarti The university invited the bright students from around the country untuk masuk ke universitas tersebut, dilihat dari their report card. karena ada quota, jadi waktu tahunku, hanya 70% dari tiap kelas yang diambil untuk diikut-sertakan dalam SNMPTN Undangan. Jadi the school sorted every student di tiap kelas, dan the school ranked it, lalu diambil 70%-nya. Sialnya, i was in International Class. We had a totally different grade, dalam artian standar soal dan lain-lainnya beda tapi tetap mengikuti aturan awal 70%. And i was crappy back then in high school, so i wasnt in that 70% people. so most of my friends got that freeway ticket and they signed up for (mostly) ITB or Bandung Institute of Technology. 

After few months, the result came up. I wasnt pretty much excited because why should i? I wasnt in the list tho. But let me tell you, it broke my heart to tiny little pieces to see most of my friends tweeted, or even twitpic-ed it on twitter that they got into the university that they wanted. even though they said encouraging stuff for us, that still had long way to go, it still broke my heart, i felt anger and sad. but i still had hope, thru the regular test.

So i studied hard, very very hard. i even didnt care about my social life anymore at that time. All i did was studying, lessons, practicing, solving some written problems and stuff. But then still, i failed the test. 

I was even devastated once i failed on the test too. I went to Parahyangan Catholic University at the end, majoring chemical engineering til now. And it still breaks my heart a little every time i remember this. How i worked my ass off everyday at school, never missed any class, studied every night but then i didnt get the SNMPTN Undangan, seeing my lazy friends are mostly in ITB make everything even harder. I had to adjust myself once i got to Unpar becos it was a totally different environment. It was hard, seriously.  But here i am, writing this to all of you, im still struggling but i know i will survive.

my point is
rencana yang kamu punya gak selalu berjalan sesuai dengan yang kamu mau. i failed twice! and i dont know, somehow i survive tho. i was narrow minded back then. untuk anak ITB, atau UI yang baca ini, when i say "jalan sukses gak hanya dari ITB atau UI atau PTN secara general" mungkin akan banyak yang nyiyir, right? but never mind, for me, jalan sukses bukan dari PTN tempat kita kuliah, tapi dari kita sendiri dan dari jalan yang di atas. 

So if you got the invitation, yay, congratulations!

Dan buat yang engga, here's the thing, masih ada jalur biasa, dimana memang butuh extra fucking effort but once you got it, akan beribu kali lipat memuaskan dibandingkan undangan, right?

And if you go back here few months from now, lalu gak keterima tes juga (seperti aku), well, dont worry my dear, you will finally realize kalo masuk PTN bergengsi itu memang "sesuatu" but not "segalanya" its something but not everything. Trust me, cos ive been there and actually living it. Kalo kamu anak negri, dan masuk ke PTS, you will have this ability to adapt. You may not be as cool as anak-anak ITB dengan Jahim-nya atau anak UI dengan Jakun-nya but sekali lagi, its not everything. Contoh, dulu waktu di SMAN 3, Chinese people are minority, when i got to Unpar, Chinese people are the majority, it was really hard to adapt since most of them are very uptight but i managed to adapt. sampe sekarang, if my friends from ITB come to Unpar, for having a lunch or something, i can see that they are uncomfortable with the situation. that is my point. 

So yeap, banyak jalan menuju roma, the thing is, which one? You decide. Jangan putus semangat, and keep the flames up! err i dont even know if such phrase exist :)

I will come up with other stories on my next post, and will start posting regulary every week.

Regards,
Evyta

Thursday, 8 May 2014

Hai! Selamat Malam! Setelah lumayan agak lama gak pernah menulis sesuatu disini, malam ini aku kembali merasakan the urge to write something. Hehehe. 

where have i been?
nowhere. aku masih disini saja, bergulat dengan semua kegiatan kuliah yang makin hari makin menjengkelkan. masih aman-aman saja disini. Dari Senin-Minggu terus-terusan kuliah, praktikum, tugas, skripsi, dan hal-hal lainnya yang tentunya seputar kuliah. 
how's your family?
they are good. 
how's your friends?
you mean how's my only friend? hahahaha. temanku satu-satunya yang setia, selalu ada, namanya Ayu. Kenal sejak SMA, mulai dekat saat kuliah, and been a soulmate since then. Baik, dia baik, we  both are fine and still trying to hold on.
how's your social life?
BURUK. sangat buruk. hahahaha. well i put "hahahahah" just to make sure i dont sound so pathetic here. ya, begitulah. kehidupan sosialku makin buruk aja. jadi belakangan, aku sering buka situs media sosial yang lagi digemari remaja-remaja: ask.fm. dimulai dari kegemaran liat-liat dan answering random questions gitu, aku mulai sadar aja, kalo jaman sekarang kehidupan sosial orang-orang kisaran 17-22 tahun itu sangat-sangat-sangat jauh dari kehidupan sosial yang aku punya. MAN, I BARELY GO OUT SINCE I GOT INTO UNI. 
how do you feel about that?
DEPRESSED. well, bukan mau mengeluh. tapi di jurusanku sekarang, teman-temanku ini super duper study-oriented. memang, solusinya aku harus main keluar, cari komunitas baru dan lain lain. tapi tetap rasanya gak bisa, dan gak tau gak bisa karena apa. gak bisa sih menyalahkan yang namanya kesibukan, tugas dan lain-lain karena toh banyak juga anak kuliahan dengan beban kuliah yang lebih baik dariku punya kehidupan sosial yang lebih baik. so what should i do? i dont know.

hahaha jadi yah, seputar itu masalah yang ingin aku ceritakan disini malam ini. MAN IM SO DEPRESSED. i feel angry all the time. rasanya gak puas setiap saat, angry all the time, feel lonely all the time. there's so many things i wanna do but it just feels like i cant ever do that. akan sangat bisa dimaklum aja kalau misal my social life is crappy but i accomplish something good academically. but, NO. kuliah standar aja, social life juga standar (menuju manusia goa). man, can you imagine feeling alone, can't do anything, angry, tired at the age of 20?! rasanya campur aduk kalau ngeliat temen-temen, baik yang orang bandung ataupun bukan, tiap weekend hang out, nongkrong di tempat makan baru, going to club, take pictures, socialize. I DONT KNOW WHY, NO ONE FORBIDS ME TO GO OUT, NOT EVEN MY PARENTS, BUT IT JUST FEELS LIKE I CANT EVER BE LIKE THOSE PEOPLE I SEE. it feels like im stuck. stuck in very thick mud that i cant even move my feet. 

ive never been so depressed before. like i cry every at night, i feel excited in the morning, but then i feel angry for the rest of the day and crying again at night. every single day.

have you found a way out?
no, i havent. at this point, im not really sure if i will.


Saturday, 15 February 2014

Sabtu Malam

Sabtu, 19.00
Hari ini hari Sabtu, seperti biasa aku terduduk di restoran ini. Mencoba melepas penat, dari 5 hari kerja yang telah kulalui. Bingung, seharusnya aku beristirahat di rumah, tertidur, atau mencoba untuk tertidur dengan meminum teh chamomile hangat. Tapi tidak, kebiasaan sudah memutar balikkan apa yang seharusnya kulakukan, aku memilih mengistirahtkan otakku disini, di tengah keramaian restoran ini. Melihat dinamika-dinamikan kehidupan malam yang terjadi disini, di meja terkecil di dekat pintu yang berderit saat ada pengunjung yang masuk.

Ah, ini dia. Wanita ini datang lagi. Hampir sama sepertiku, selalu dirinya datang setiap hari Sabtu, sendiri, pakaian berwarna biru, memesan satu cangkir susu, dan duduk di meja nomor satu. Hanya terduduk, menunggu. Entah apa yang ditunggu-nya, akan tetapi wajahnya selalu terlihat cemas. Pernah kutanya seorang waiter yang hendak mengisi ulang Ocha-ku. Katanya, dulu, wanita itu terus-terusan kesini, berharap adiknya yang seorang penerbang datang, pulang dari perantauan. Katanya juga, sebenarnya Adiknya sudah meninggal, kecelakaan saat menerbangkan pesawat chesna. Tapi wanita itu tidak pernah bisa menerima kenyataan, terus datang setiap hari Sabtu, berharap adiknya pulang. Adiknya berpesan bahwa Ia harus memakai baju berwarna biru saat nanti adiknya pulang, jadi terus terusan wanita itu datang, setiap sabtu, memakai baju biru, duduk di meja nomor satu.

Lalu 5 menit kemudian, pasti... Ah! benar dugaanku, pria ini datang. Rautnya selalu lelah, pasti terduduk di bar restoran. Biasanya dia memesan secangkir kopi hitam. Lagi-lagi Ia buka laptopnya, masih dengan raut yang lelah. Terkadang aku heran, untuk apa terus bekerja, kalau rautmu sudah terlalu lelah begitu? Tapi anehnya, setiap Ia membuka laptopnya, Ia tertawa, tersenyum, jari-jarinya terus terusan berlarian..

Jantungku berdegup kencang sebentar lagi dia datang. Dan benar saja, dia datang. Dia yang selalu datang dengan wangi musk. Dia yang selalu datang dengan ayunan langkah riang. Dia yang selalu melemparkan senyumannya kepadaku sembari membuka pintu. Dia yang akan selalu datang ke sudut restoran ini, duduk, lalu meminta menu. Dia, yang lalu menyambut hangat gadis yang datang tak lama kemudian, mengecupnya lalu terus-terusan tertawa sampai akhirnya aku pun lelah, dan akhirnya aku pulang.

Iya, aku sama menyedihkannya dengan wanita biru, dan si pria raut lelah. Berharap-harap akan yang tak pasti. Dan meskipun aku tahu lelahku akan betambah setelah dari sini, aku terus-terusan datang, mengatasnamakan ingin melihat dinamika kehidupan malam.

Padahal, aku hanya senang berada disini, seperti berkaca, dan meyakinkan diriku bahwa masih ada harapan.

Sabtu, 22.30

Senyumnya sudah cukup untukku, meskipun bukan untukku. Senyumnya sudah cukup untukku, untuk menjadi amunisi 5 hari kerja berikutnya.




Ayah

Baru beberapa hari yang lalu, dua hari berturut-turut saya diantar oleh Ayah ke kampus. Pagi-pagi buta, beliau sudah siap duduk di ruang makan, siap untuk mengantar saya, padahal saya sendiri masih setengah tertidur, berpiyama dan hendak mengambil handuk. Iya, Ayah memang orang yang paling disiplin yang pernah saya kenal, tidak hanya itu, Ayah, menurut saya, adalah orang yang sangat terorganisir dan sangat rapi. Sebagian besar kedisiplinan yang ada pada diri beliau terbentuk karena Kakek. Kakek (yang sering saya dengar dari cerita Nenek), dulunya adalah Anggota Angkatan Laut Jepang, lalu saat Jepang kalah dalam Perang Dunia Ke-2, beliau dihadapkan kepada dua pilihan, ikut bergabung bersama Jepang, atau bergabung dengan NKRI. Pada dasarnya, Kakek jugalah yang membentuk kepribadian Ayah yang seperti ini. Sebagian besar lagi karakter kedisiplinan Ayah dibentuk dari Pendidikan Militer yang diikutinya selepas sarjana. Saat itu beliau memilih jalur Sepamilwa (sekarang Prajurit Karir), memang hanya selama 8 bulan, tetapi cukup membentuk karakternya yang sangat keras. Ayah juga merupakan sosok yang sangat mandiri. Lulus SMA langsung merantau ke Kota Bandung. Lalu selepas berkeluarga pun, selama 13 tahun harus dinas di Jakarta (saya sekeluarga berdomisili di Bandung), hidup sendirian di Mess khusus. Memang, sekarang Ayah sudah kembali ditempatkan di Bandung, tetapi kedisiplinan dan kemandiriannya sudah sangat melekat dan beliau sendiri pun sudah sangat terbiasa dengan itu. 
Lalu apa kaitannya semua monolog saya tentang ayah di atas?

Well, saya mungkin perempuan tapi obsesi saya dari kecil adalah untuk menjadi seperti Ayah.

Bukan dalam artian harus menjadi orang yang terjun di bidang ke-militer-an. Akan tetapi, saya ingin menjadi pribadi yang sangat independen, dan disiplin seperti Ayah. Mungkin saat ini, telah banyak sifat dan kebiasaan Ayah yang diturunkan kepada saya, akan tetapi, saya ingin 100% seperti ayah, dalam hal independen dan mandiri, juga disiplin.

Ayah bisa dikatakan sangat neat-freak, hanya setitik noda di dinding atau segumpal debu di lantai bisa membuat beliau cerewet setengah mati. Kadang juga orang rumah dibuat jengkel dengan sifatnya yang ini. Akan tetapi, akhir-akhir ini aku kagum akan sifat beliau yang satu ini, siapa lagi yang akan sadar dan aware dan berpikir panjang kalau debu itu nanti bisa membuat sulit pernapasan bila dibiarkan? atau setitik noda itu akan membesar dan membuat biaya pembersihanya semakin besar? Ah, Ayah memang benar-benar rapi.


Lalu saya teringat salah satu pertanyaan yang diberikan pada saya hampir setahun yang lalu, saat saya sedang melakukan fit and proper test untuk pencalonan diri menjadi Ketua Himpunan. Pertanyaan-nya sangat sederhana: 

"Siapakah pemimpin idolamu?"

mendadak saya merasa sangat bodoh. saat itu saya menjawab "Soekarno", karena sifatnya yang idealis, dan tahu betul apa yang dibutuhkan negaranya.

Harusnya tidak perlu jauh-jauh, meskipun (akan) terdengar seperti pencitraan, tetapi seharusnya jawaban saya adalah:  "Ayah."

Saturday, 8 February 2014

Dari Kejauhan, Aku Memandangmu

Dari kejauhan aku memandangmu. Hanya dari beberapa gambar dirimu yang kutemukan susah payah. Katanya suka karena biasa, tapi aku suka karena belum terbiasa. Belum pernah aku mengenalmu, bertukar salam pun tak pernah. Hanya namamu yang sering kudengar dulu. Terus terusan kudengar sampai rasanya tak asing lagi. 

Tetapi kini aku memandangmu, hanya dari beberapa gambar dirimu yang kutemukan susah payah. Rasanya tidak asing, maka kucoba berkata sapa. Kau menjawabku. Kini rasanya menjadi asing. Tapi tetap aku memandangmu. Berhari-hari ini telah kulakukan terus menerus.  Mencoba mengingat apa yang kukenal darimu.

Kau terlalu jauh. Tapi anganku tak mau berhenti untuk terus berlari. Terus berangan-angan akan dirimu dan aku. Mungkin aku sudah gila. Karena aku terus terusan memandangmu, dari beberapa gambar dirimu yang kutemukan susah payah.

Mungkin kau dan aku tak akan pernah bersatu, meskipun pada akhirnya kita bertemu. Mungkin pula ini hanya sekadar pikiranku, yang sepertinya tak mau berhenti mencari tahu tentangmu. Mungkin pula ini akan berakhir dengan pikiranku lagi, yang akhirnya berhenti lalu berpindah ke lain hati.
Tapi untuk saat ini, aku akan tetap memandangmu, terus-terusan sampai kau terbawa dalam mimpiku. Hanya dari beberapa gambar dirimu, yang kutemukan dengan susah payah.


Februari,  2014.

23.10

Sepatah Dua Patah Kata

Mencoba beralih ke laman baru ini. Agaknya belum terlalu terlambat untuk memulai sesuatu yang baru. Tidakkah menyenangkan bisa memulai semuanya dari awal, kertas yang bersih, dan pikiran baru yang masih segar dan siap untuk dipacu? Laman ini kudedikasikan untuk karyaku, dan pikiranku.


Februari, 2014

Another Milestone

This is a very late announcement, but anyway, I have finished my master's degree, folks! Yeah yeah I know, it has been roughly a month ...